Bicara tentang hubungan intim yang baik dengan pasangan, tidak terlepas dari yang namanya seks.
Seks.. Sebuah kata yang ketika terdengar bisa mempengaruhi emosi dan pikiran seseorang yang mendengarnya. Dari mulai ketertarikan, hingga ketidaktertarikan atau hanya memendam ketertarikan dalam ketidaktertarikan mereka akan seks. Semua perasaan dan reaksi yang ditimbulkan itu tergantung dari variasi pengalaman seks masing masing individu.
Dan pasti, semua orang (tidak terkecuali anak-anak) akan mengetahui dan menjumpai berbagai emosi tadi dalam aspek kehidupan sosial mereka.
Lalu sebenarnya apa arti seks itu sendiri?
Seks sendiri dari segi bahasa memiliki arti jenis kelamin. Namun secara harfiah pengertian seks sendiri lebih luas tidak hanya sekedar jenis kelamin. Seks adalah fungsi hormon di dalam tubuh yang dikendalikan dan dirancang untuk melestarikan keturunan suatu spesies agar tidak punah.
Pemahaman yang sempit dari beberapa orang menyebabkan pengertian seks tadi menjadi lebih menjurus kepada hal hal yang mesum. Padahal tidak selamanya pemahan tentang seks menjurus pada hal mesum.
Mengerti dan paham akan seks merupakan modal dasar dari suatu hubungan yang lebih serius, yaitu berumah tangga dan menghasilkan keturunan. Selain itu, dengan mengerti dan memahami apa itu seks, dampak buruk dari pergaulan bebas pun bisa dihindari.
Hubungan intim
Hubungan intim bisa juga disebut dengan hubungan seks, yaitu suatu hubungan badan antara sepasang kekasih (laki laki dan perempuan) yang telah terjalin janji sehidup semati (menikah), sehingga akan terlahir keturunan keturunan mereka. Yang laki-laki disebut suami dan yang perempuan disebut istri.
Hubungan intim yang baik dengan pasangan adalah syarat utama agar keharmonisan rumah tangga bisa berjalan dengan baik. Dan Pasutri yang bisa mempertahankan hubungan intim yang baik mereka, kebanyakan memiliki keharmonisan rumah tangga yang baik pula.
Cara melakukan hubungan intim yang baik dengan pasangan menurut Islam
Dalam Islam, istri adalah ibarat ladang bagi suaminya. Kata ladang berarti kita boleh memanen apa saja darinya. Dengan kata lain, istri ibarat ladang, maka suami boleh memanen (melakukan hubungan intim yang baik dengan menjelajahi tubuh) istrinya dimanapun, selagi mana tidak melibatkan lubang dubur atau bersama ketika isteri datang haid.
Melakukan hubungan intim secara anal (melalui dubur) atau disebut juga seks anal dan juga ketika istri sedang haid merupakan hal yang dilarang dalam Islam. Kedua hal tersebut dikarenakan dubur merupakan tempat keluarnya kotoran dan haid dianggap sebagai kotoran.
Kegiatan hubungan intim yang baik dengan pasangan dalam Islam dibuat sedemikian rupa agar kita terjauh dari kesamaan terhadap binatang. Namun juga tidak terlalu ketat sehingga kedua belah pihak pasutri bisa saling mendapatkan kenikmatan dari hubungan intim tersebut.
Lalu bagaimana Islam menyikapinya agar kegiatan seksual tersebut tidak terkesan membosankan.. Berikut beberapa cara hubungan intim yang baik dengan pasangan menurut pandangan islam:
Membersihkan diri dan tempat tidur
Mengkondisikan tubuh bersih (dengan mandi dan gosok gigi) adalah bagian dari adab jima’ atau berhubungan intim sekaligus membuat pasangan menjadi lebih tertarik. Sebaliknya, tubuh yang tidak bersih cenderung mengganggu dan menurunkan daya tarik.
Abu Rafi’ r.a berkata, “Nabi Muhammad SAW pada suatu hari pernah menggilir istri-istri beliau, beliau mandi tiap kali selesai berhubungan bersama ini dan ini. Aku bertanya, “Ya Rasulullah, bukankah lebih baik engkau cukup sekali mandi saja?” Beliau menjawab, “Seperti ini lebih suci dan lebih baik serta lebih bersih.” (HR. Abu Daud dan Ahmad).
Melakukan persenggamaan di tempat tertutup
Islam mengatur kehidupan umat manusia agar kehormatan dan kemuliaannya terjaga, itulah yang dinamakan syariat. Demikian pula dalam berhubungan intim yang baik dengan pasangan. Hal ini harus dilakukan di tempat tertutup, dan tidak diketahui oleh orang lain meskipun ia adalah anak atau keluarga sendiri.
Oleh Karena itu, pada anak yang telah berumur 10 tahun, Islam menganjurkan untuk memisahkan kamar mereka. Kamar anak laki-laki terpisah dari kamar anak perempuan.
Lalu bagaimana dengan anak yang masih kecil dan tidurnya bersama orang tua? Pastikan ia tidak melihat kegiatan tersebut. Anda bisa mensiasatinya dengan cara anda dan pasangan yang pindah kamar.
Berdo’a sebelum persenggamaan dimulai
Kenapa kita harus berdoa terlebih dahulu? Do’a sendiri dilakukan agar pada saat melakukan hubungan intim yang baik dengan pasangan, terhindar dari hal hal yang bisa membuat kegiatan tersebut menjadi tidak berkah.
Melakukan Foreplay (Pemanasan) sebelum ke hubungan kelamin
Selain itu, sebelum melakukan hubungan intim yang baik bersama pasangan, hendaknya didahului dengan candaan, bermesra-mesraan dengan berbuat sesuatu yang dinilai masih perbolehkan. Misalnya: memegang-megang atau melumat puting payudara istri, merangkul, memeluk serta menciumi pipi, kening, leher, payudara, perut dan semua anggota tubuh istri. Nabi Muhammad SAW, Bersabda:
“Janganlah sekali-kali di antara kalian melakukan senggama dengan istrinya, sebagaimana yg dilakukan oleh hewan-hewan ternak. Sebaiknya kalian menggunakan suatu perantara.” Dihaturkan kepada Nabi “apa yg dimaksud dengan perantara itu?” Nabi SAW, menjawab: “Yaitu mencium dan berkata-kata dengan bahasa yg indah-indah”.
Foreplay atau pemanasan sebelum hubungan kelamin dilakukan agar suasana menjadi sedikit cair. Selain itu, foreplay dinailai mampu membuat istri semakin terangsang dan bergairah, sehingga kegiatan hubungan intim akan berjalan dengan lebih menarik.
Melakukan permainan dengan santai dan jangan terburu-buru
“Apabila salah seorang diantara kamu menjima’ istrinya, hendaklah ia menyempurnakan hajat istrinya. Jika ia mendahului istrinya, maka janganlah ia tergesa meninggalkannya.” (HR. Abu Ya’la)
Hadist tersebut mengatakan untuk menyempurnakan hajat sang istri. Maksudnya adalah istri juga berhak mendapatkan kenikmatan saat persenggamaan secara lengkap (sempurna). Itulah sebabnya, kita dianjurkan untuk tidak melakukannya secara terburu-buru.
Pria wajib memuaskan istrinya sebagaimana kewajiban istrinya untuk memuaskannya. Hal ini dikemukakan dalam dalil Alqur’an pada potongan Q.S. Al-Baqarah: 228 yang artinya:
“Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf.”
Dengan kata lain, bukan hanya istri yang memiliki kewajiban untuk memuaskan suaminya dalam urusan ranjang. Namun juga sebaliknya, istri juga berhak untuk mendapatkan kenikmatan hubungan intim yang baik dengan pasangan tersebut.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kalau hubungan intim yang baik dengan pasangan merupakan modal utama dalam menjalin rumah tangga yang harmonis.
Melakukan hubungan intim secara terburu-buru dan cepat selesai tidak akan menimbulkan kesan yang menarik dari hubungan intim tersebut. Selain itu, hubungan intim yang cepat selesai karena terburu-buru hanya menguntungkan satu pihak yaitu suami. Dan pihak lain, istri akan merasa permainan sungguh membosankan.
Gunakan gaya bercinta yang bervariasi
Islam tidak melarang pasangan untuk melakukan hubungan seks di atas kasur, kursi, sofa, lantai ataupun dinding. Asalkan hal tersebut dilakukan di tempat tertutup dari jangkauan orang lain juga keluarga, dan juga dipatuhi beserta dengan doa dan adab-adab ber hubungan intim yang baik dengan pasangan.
Pasangan suami istri diperbolehkan untuk menggunakan variasi posisi ketika bercinta. Islam memperbolehkan suami untuk melakukan hubungan intim sesuai dengan yang disukainya. Hal ini dinyatakan dalam Al-Quran Q.S. Al Baqarah ayat 223 yang artinya:
“Istri-istrimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocock tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki.”
Melakukan variasi posisi seks akan membuat hubungan intim yang baik dengan pasangan menjadi lebih menarik. Selama suami tidak menggauli istrinya melalui lubang anus dan ketika sedang haid, maka hal itu masih diperbolehkan.
Melakukan mandi wajib setelah berhubungan intim
Setelah melakukan hubungan intim yang baik dengan pasangan, kita diwajibkan untuk mandi wajib.
Mandi wajib disyariatkan sebagai jalan bersuci karena mengalami hadas besar di antranya karena keluarnya mani atau hubungan dua kelamin. Hal ini sebagaimana yang ditegaskan dalam firman Allah SWT yang artinya:
“Dan Jika kamu junub maka mandilah.” (Q S. Al-Maidah : 6).
Oleh karena itu proses mandi wajib adalah cara bersuci, dan bersuci merupakan syarat sah melakukan ibadah. Berikut ini niat mandi wajib:
Jadi demikianlah cara berhubungan intim yang baik dengan pasangan. Bukan hanya untuk agama Islam, tapi semua orang dengan agama yang berbeda pun pasti juga menginginkan hubungan intim yang baik dengan pasangan mereka.
Semoga artikel yang berjudul Hubungan Intim yang Baik dengan Pasangan ini bisa menjadi referensi yang baik untuk urusan ranjang dengan pasangan anda. Terimakasih..